Friday, June 26, 2009

MICHAEL JACKSON...YANG TIADA "LIFE"

Baru semalam sebut namanya, hari ini dia meninggal. Semalam, di Coffee Bean, The Curve, Mutiara Damansara, saya bertemu Meor Shariman, penulis skrip (Filem Cicakman 1 & 2 dan banyak lagi). Terus bertanya bagaimana dia menguruskan tiga jenis kerjaya serentak – penulis skrip, pengurus artis dan editor hiburan akhbar The New Straits Times. Dia memulangkan pertanyaan :
I pun nak tanya You macamana You boleh buat banyak-banyak skrip dalam masa yang serentak.”
Saya jawab :
"I buat skrip saja, tak buat kerja lain“
"Tapi I tak ada life,” akuinya tentang tiga kerjaya yang padat itu.
Saya membalas : Ah, tu biasa lah. Siti Nurhaliza dan Michael Jackson pun tak ada life.”
"Tapi Siti dapat datuk. I ni ‘datuk wanabe’ saja…” katanya tertawa.
Tepat seperti kata saya semalam. Hari ini, hampir semua laporan CNN dan BBC berkata kehidupan peribadi Michael Jackson telah terkorban kerana kerjayanya.
"He’s a child without childhood", ulas mereka.
Kita semua akan jadi ‘Michael Jackson’ kalau terlalu kuat bekerja. Tapi 'Michael Jackson' yang tidak dikenali orang. Kebetulan, semalam di tempat dan waktu yang sama, pelakon terkenal Farid Kamil kelihatan di satu meja, bersendirian membaca skrip drama terbarunya. Kami bertegur sapa. Tidak sangka dia tengok drama Datin Wanabe di TV3, skrip tulisan saya.
Berbalik kepada Michael Jackson, ulasan tentang dirinya ditulis oleh wartawan CNN dan BBC dalam bahasa yang cukup kreatif, indah, ringkas, tepat, padat dan sampai maksudnya. Sebagai wartawan, saya tabik pada kemahiran penulisan mereka yang masih mampu ber'kreatif' walaupun ketika melaporkan berita.

2 comments:

Bukan Sepet said...

Salah satu cerita yang hingga kini saya ingat... tapi kerana malas mnenaip saya telah 'googlekan' cerita tersebut kutlah ada org lain dah taip. Ni lah lebih kurang ceritanya:

(Sumber:http://toccatafugue.wordpress.com/2009/04/23/si-pengusaha-dan-si-nelayan/)

Si Pengusaha dan Si Nelayan

Sambil memikirkan makan siang, pengusaha yang sedang berlibur itu memandang ke arah laut biru yang tenang. Perahu kecil, penuh dengan tuna sirip kuning yang besar-besar, merapat dekat desa Meksiko yang indah itu. Seorang nelayan melompat ke tepian.

“Tangkapan yang bagus, “ kata si turis. “Berapa lama yang ada butuhkan ?”

“Tidak lama,” balas si orang Meksiko.

“Mengapa tidak pergi lebih lama dan menangkap lebih banyak ikan ?”

“Ini cukup untuk sekeluarga”

“ Apa yang anda lakukan di luar waktu ini?”

“Tidur larut, memancing sekali-sekali, bermain bersama anak-anak, makan siang, tidur siang dengan Maria istri saya. Berjalan-jalan ke desa setiap petang, minum anggur, main gitar dan kartu dengan teman-teman – hidup yang penuh dan kaya senor.”

“Saya rasa saya bisa membantu,’ kata si turis, sambil menggosok hidung. “Saya ini lulusan MBA dari Havard dan ini nasehat yang didapat dari sekolah bisnis. Habiskan lebih banyak waktu menangkap ikan, beli perahu yang lebih besar, hasilkan lebih banyak uang, kemudian beli beberapa perahu lagi sampai menjadi armada. Jangan jual tangkapan anda ke perantara, jual langsung ke pengolahan sampai akhirnya memiliki pabrik pengalengan sendiri. Anda bisa mengendalikan produk, produksi dan distribusinya. Anda kemudian bisa meninggalkan desa ini, pindah ke Mexico City, kemudian Los Angeles, mungkin akhirnya ke kota New York untuk mengembangkan usaha ini.”

“Tapi senor, berapa lama waktu yang diperlukan?”

“Lima belas, dua puluh tahun”

“Setelah itu apa senor?”

“Nah ini bagian terbaiknya,” pengusaha itu tertawa. “Ketika waktunya tepat, kamu bisa jual saham di bursa dan menghasilkan jutaan dolar.”

“Wah jutaan ya. Lalu apa senor?”

“Lalu kamu bisa istirahat dan pulang ke rumah. Pindah ke desa kecil di tepi laut, tidur larut, sekali-sekali memancing, bermain bersama anak-anak, tidur siang bersama istrimu, berjalan-jalan ke desa setiap petang, minum anggur, serta bermain gitar dan kartu bersama teman-temanmu.”

Jangan terlalu workaholic, in the end u miss your life.

Get a life!

-yuzairi mohd yusoff-

Maizura Mohd Ederis said...

Ayie rupanya.. Ingat kan sapa lah 'Bukan Sepet' ni.. he..he... terima kasih!